WACANA DESKRIPSI, EKSPOSISI, ARGUMENTASI, PERSUASI DAN
NARASI
Oleh: Syifa Lailatul Maghfiroh/156068/PBSI 2015-A
Menurut Purwadarminta,
1986 (Rani, Abdul. Dkk. 2006: 3) menyatakan bahwa wacana dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk mengacu pada bahan bacaan, percakapan dan tuturan. Istilah
wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Pada akhir-akhir
ini para ahli telah menyepakati bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang
paling besar yang digunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa dibawahnya secara
berturut-turut adalah kalimat, frase, kata, dan bunyi. Secara berurutan,
rangkaian bunyi membentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase, dan rangkaian
frase membentuk kalimat. Akhirnya rangkaian kalimat membentuk wacana. J.S
Badudu berpendapat lain (Badara, Aris. 2012: 16) yaitu wacana merupakan 1)
rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proporsi yang satu dengan
proporsi yang lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna
yang serasi diantara kalimat-kalimat itu; 2) kesatuan bahasa yang terlengkap
dan tertinggi atau terbesar diantara kalimat atau klausa dengan koherensi dan
kohesi yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir
yang nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis. Wacana memiliki beberapa
jenis berdasarkan tujuan komunikasi yaitu wacana deskripsi, eksposisi,
argumentasi, persuasi dan narasi.
Wacana deskripsi menurut Rani (2006: 37-38) merupakan jenis wacana yang
ditujukan kepada penerima pesan agar dapat membentuk suatu citra (imajinasi)
tentang sesuatu hal. Aspek kejiwaan yang dapat mencerna wacana tersebut adalah
emosi. Hanya melalui emosi, seseorang dapat membentuk citra atau imajinasi
tentang sesuatu. Oleh sebab itu, ciri khas wacana deskripsi ditandai dengan
penggunaan kata-kata atau ungkapan yang bersifat deskriptif, seperti rambutnya
ikal, hidungnya mancung, dan matanya biru. Wacana deskripsi banyak digunakan
dalam katalog penjualan dan juga data-data kepolisian. Kalimat yang digunakan
dalam wacana deskripsi umumnya kalimat deklaratif dan kata-kata yang digunakan
bersifat objektif. Wacana deskripsi cenderungtidak mempunyai pananda pergeseran
waktu.
Wacana
eksposisi menurut Rani (2006: 38-39) bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal
kepada penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya. Wacana eksposisi
dapat berisi konsep-konsep dan logika yang harus diikuti oleh penerima. Oleh
sebab itu, untuk memahami wacana eksposisi, diperlukan proses berpikir. Wacana
eksposisi dapat digunakan untuk menerangkan proses atau prosedur suatu
aktivitas. Khusus untuk menerangkan proses dan prosedur, kalimat-kalimat yang
digunakan dapat berupa kalimat perintah disertai dengan kalimat deklaratif.
Wacana
argumentasi menurut Rani (2006: 39) adalah termasuk
salah satu bentuk wacana yang berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar agar
menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yang didasarkan pertimbangan logis
maupun emosional (Rottenberg, 1988: 9). Senada dengan itu, Salmon (1984: 8)
memberikan definisi argumentasi sebagai seperangkat kalimat yang disusun
sedemikian rupa sehingga beberapa kalimat berfungsi sebagai bukti-bukti yang
mendukung kalimat lain yang terdapat dalam perangkat itu. Sebuah wacana argumentasi memiliki elemen pokok dan
elemen peengkap yang harus dimiliki. Elemen pokok tersebut terdiri atas
pernyataan, alasan dan pembenaran. Pernyataan adalah sesuatu yang diyakini
kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat
diterima dengan alasana-alasan mendasar
yang dapat ditunjukkan. Pernyataan merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh penutur. Ada tiga macam pernyataan, yaitu pernytaan tentang fakta, nilai,
dan tentang kebijakan. Alasan adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang
diperlukan untuk mendukung pernyataan. Alasan atau bukti pendukung dapat berupa
data statistic, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan
materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Semua alasan itu digunakan
untuk mendukung pernyataan. Pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan
kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Pembenaran sebagai jembatan
penghubung antara pernyataan dan alasan. Dengan alasan dan pernyataan,
pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional.
Sedangkan
elemen pelengkap wacana argumentasi adalah dukungan, modal dan sanggahan. Dukungan
adalah criteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan
dalam pembenaran. Modal
adalah kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu
pernyataan. Sanggahan atau penolakan adalah
lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan
pernyataan.
Menurut Rani (2006 : 42) wacana persuasi merupakan
wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai
yang diharapkan penuturnya. Untuk mempengaruhi tersebut, biasanya digunakan
segala upaya yang memungkinkan mitra tutur terpengaruh. Untuk mencapai tujuan
tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. Contoh
jenis wacana persuasi yang banyak ditemui adalah kampanye dan iklan. Iklan
merupakan salah satu jenis penggunaan bahasa yang bertujuan mempengaruhi dan
menyerang calon konsumen agar menggunakan suatu jasa atau layanan produk yang
diiklankan.
Menurut
Rani (2006: 45-46) wacana narasi
merupakan wacana suatu jenis wacana yang berisi
cerita. Dalam narasi terdapat unsure-unsur cerita yang penting misalnya unsure
waktu, pelaku dan peristiwa.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa jenis wacana berdasarkan sudut pandang tujuan berkomunikasi dapat menjadi
dibagi wacana deskripsi, argumentasi, narasi, persuasi dan eksposisi. Wacana
tersebut memiliki ciri yang berbeda-beda.
Sumber:
Badara, Aris.
2012. Analisis Wacana: Teori, Metode dan Penerapannya dalam Wacana Media.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Khushartanti.
Dkk. 2009. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Rani, Abdul.
Dkk. 2006. Analisis Wacana Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Jawa
Timur: Bayumedia Publishing.
Komentar
Posting Komentar