Langsung ke konten utama

Kata dan Klitika



NAMA                        : SYIFA LAILATUL M
NIM                            : 156068
KELAS                       : BAHTRA 2015 A
RESUME MATERI 3
1.     Kata
a.      Hakikat kata
Berdasarkan KBBI, kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam bahasa.
           Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandug arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri yang memiliki makna atau suatu pengertian.
b.     Klasifikasi kata
·       Kelas terbuka
Menurut Abdul Chaer (2008: 65) kelas terbuka adalah kelas yang keanggotaannya dapat bertambah atau berkurang sewaktu-waktu berkenaan dengan perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa.
Kelas kata terbuka keanggotaannya tidak pasti, yaitu berdasarkan perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat. Kelas kata terbuka selalu menjadi dasar proses morfologis.
1.     Nomina
Ciri utama nomina atau kata benda adalah dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan jumlah seperti sebuah, sebatang.
Nomina adalah kata yang maknanya menunjukkan pada benda tertentu atau sesuatu yang berbentuk benda . kata benda cenderung menduduki subjek, objek, dan pelengkap.
2.     Verba

Ciri utama verba atau kata kerja adalah dapat didampingi oleh adverbia negasi tidak dan tanpa, dapat didampingi oleh semua adverbia frekuensi (sering, jarang), dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah, dapat didampingi oleh semua adverbia kala (sedang, sudah), dapat didampingi oleh adverbia keselesaian, adverbia keharusan, dan adverbia kepastian. Dalam kedudukan sebagai predikat, dapat dibedakan adanya verba transitif yaitu verba yang memiliki objek, dan adverbia intransitif yaitu yang tidak memiliki objek.
3.      Adjektifa
Ciri adjektifa adalah dapat didampingi oleh semua adverbia derajat, dapat didampingi oleh adverbia kepastian.
Adjektifa atau kata sifat adalah kata yang dipakai mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda atau bilangan.
·       Kelas tertutup
Berdasarkan pendapat dari Abdul Chaer (2008: 83-104), kelas tertutup adalah kelas kata yang keanggotaannya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau berkurang. Yang termasuk kelas tertutup adalah:
1.     Adverbia
Adverbia atau kata keterangan adalah berfungsi untuk menerangkan kata kerja, sifat, jenis kata lainnya. Adverbia disebut sebagai kata yang bertugas mendampingi nomina, verba dan adjektifa.
2.     Pronomina
Pronomina merupakan kata ganti yang dapat dibagi menjadi empat, yaitu kata ganti kata ganti orang, kata ganti petunjuk, kata ganti penanya, dan pronomina tak tentu.
3.     Numeralia
Numeralia atau kata bilangan adalah kata-kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan himpinan. Selain kata bilangan, ada juga kata bantu bilangan yaitu kata yang digunakan sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan diantara kata bilangan dengan nominanya, misal sehelai benang, secarik kertas.
4.     Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam klausa. Misalnya untuk menentukan tempat berada yaitu menggunakan preposisi di, pada, dalam, atas, dan antara.
5.     Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung adalah kata yang menghubungkan satuan satuan sintaksis, baik kata, frasa, klausa maupun kalimat. Dari tingkat kedudukannya, konjungsi dibedakan menjadi konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif. Dan dari luas jangkauannya ada konjungsi intra kalimat dan antar kalimat.
·       Konjungsi koordinatif adalah konjungsi konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat. Misalnya kata “dan” untuk menandai hubungan penambahan.
·       Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kalimat yang kedudukannya tidak sederajat. Kedudukan klausa yang satu lebih tinggi sebagai klausa utama) dan yang kedua lebih rendah menjadi klausa bawahan.
·       Konjungsi antar kalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang berada dalam satu paragraf. Misalnya: oleh karena itu, namun, sebaliknya.
6.     Artikulasi
Artikulasi atau kata sandang adalah kata yang berfungsi sebagai penentu suatu nomina, ajektifa, atau kelas lain. Contoh: Si dan Sang.
7.     Interjeksi
Merupakan kata yang mengungkapkan perasaan batin, misalnya karena kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya.
8.     Partikel
Merupakan kata yang digunakan sebagai penegas, tetapi ada pula yang bukan. Contoh: apakah isi lemarimu itu?.
c.      Pembentukan kata secara inflektif dan derivatif serta paradigmanya
Pembentukan kata inflektif adalah pembentukan kata dimana identitas leksikal kata yang dihasilkan sama dengan identitas leksikal kata dasarnya. Sedangkan derivatif adalah identitas bentuk yang dihasilkan tidak sama dengan identitas leksikal bentuk dasarnya.
Pembentukan membeli dari dasar beli adalah contoh inflektif, sedangkan pembentukan pembeli dari dasar beli merupakan contoh derivatif. Karena dasar beli dan kata pembeli berbeda kategori (beli, kategori verba dan pembeli kategori nomina).
Verba derivatif bahwa prefiks me- pada kata itu tidak dapat diganti dengan prefiks di- maupun ter-. Sedangkan pada verba inflektif, prefik me- yang dimilikinya dapat dipertukarkan dengan prefiks di-, dan ter-.
2.     Kitika
Klitika paling sedikit dapat berupa kata, dalam pengertian ini klitika selalu morfem terikat. Contoh akhiran -lah, -kah, dan –pun, meskipun imbuhan tersebut mirip dengan afiks namun ternyata berbeda karena dapat diletakkan pada macam-macam jenis kata (Verhaar, 1977: 61-62)
Klitika adalah semacam imbuhan yang dalam ucapannya tidak mempunyai tekanan sendiri dan tidak merupakan kata karena dapat berdiri sendiri. Dan bentuknya selalu terikat pada bentuk (kata) lain. Contoh: “pergilah sekarang sebelum hujan turun”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi morfem dan Morfem dasar, pangkal, dan akar

NAMA             : SYIFA LAILATUL M KELAS            : BAHTRA 2015 A NIM                 :156068   1.      Klasifikasi morfem Dalam kajian morfologi biasanya dibedakan dengan beberapa morfem berdasarkan kriteria tertentu, antara lain: a.       Morfem bebas dan terikat Morfem ini dibedakan berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam pertuturan. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri yaitu bisa terdapat sebagai suatu kata . Contoh morfem {makan}, {satu}. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak terdapat sebagai kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata. Contoh {bersatu}. (Verhaar: 1992, 52-53) Morfem bebas dapat digunakan langsung da...

KONVERSI, MODIFIKASI INTERNAL, DAN SUPLESI

NAMA             : SYIFA LAILATUL M KELAS            : BAHTRA 2015 A NIM                 : 156068 KONVERSI, MODIFIKASI INTERNAL, DAN SUPLESI a.       Konversi Berdasarkan Abdul Chaer (2008: 235-247) Konversi merupakan proses pembentukan kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi dasar berkategori lain tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar itu. Contoh: Petani membawa cangkul ke sawah. (kalimat pertama) Cangkul dulu tanah itu, baru ditanami. (kalimat kedua) Kalimat pertama merupakan kalimat yang bermodus deklaratif berkategori nomina, sedangkan pada kalimat kedua merupakan kalimat imperative berkategori verba. Masalah kita sekarang mengapa hal ini   bisa terjadi, sebuah nomina tanpa perubahan fisik menjadi sebuah verba, walaupun dalam modus kalimat yang ...

REDUPLIKASI

NAMA             : SYIFA LAILATUL M NIM                 : 156068 KELAS            : BAHTRA 2015 A REDUPLIKASI             Reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. (Masnur Muslich: 1990,48) Reduplikasi atau perulangan merupakan proses pengulangan kata atau unsure kata. Reduplikasi merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Reduplikasi dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain: 1.      Reduplikasi Fonologis Menurut Abdul Chaer (2008: 179) reduplikasi fonologi berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau bentuk yang statusnya lebih ...