Langsung ke konten utama

KOMPOSISI



NAMA            : SYIFA LAILATUL MAGHFIROH
NIM                : 156068
KELAS           : BAHTRA 2015 A
KOMPOSISI
            Menurut Abdul Chaer (2008: 209) komposisi merupakan proses penggabungan dasar dengan dasar yang dapat berupa akar maupun bentuk berimbuhan untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata.
·       Komposisi dalam peristilahan
Ada berbagai macam peristilahan yang digunakan dalam bahasa indonesia, antara lain:
a.      Kata majemuk: gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna baru. Contoh: panjang tangan yang berarti ‘pencuri’, meja hijau yang berarti ‘pengadilan’. (Alisjahbana, 1953)
b.     Kelompok kata: terdiri atas kelompok longgar dan kelompok erat. (Fokker, 1951)
c.      Menurut Kridalaksana (1989) menyamakan istilah komposisi dengan perpaduan atau pemajemukan, yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.
·       Aspek semantik komposisi
a.      Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisi yang koordinatif. Contoh: baca tulis yang berarti ‘baca dan tulis’.
b.     Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif. Unsur pertama merupak unsur utama, dan unsur kedua merupakan unsur penjelas. Contoh: kata dasar sate sebagai unsur utama digabung dengan dasar ayam menjadi komposisi sate ayam yang bermakna gramatikal ‘sate yang berbahan daging ayam’.
c.      Komposisi yang menghasilkan istilah, yaitu maknanya sudah pasti, sudah tentu, meskipun bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu atau kegiatan tertentu. Makna istilah dalam komposisi ini ditentukan oleh hubungan keseluruhan. Contoh: istilah linguistik yang terdiri dari klausa verbal, kalimat inti, dan morfem bebas.
d.     Komposisi pembentuk idiom yakni penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan mkna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Contoh: membanting tulang yang berarti ‘bekerja keras’.
e.      Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah wujud dalam dunia nyata. Contoh: Selat Sunda.
Komposisi dibagi menjadi tiga, yaitu komposisi nominal, verbal, dan ajektival.
1.     Komposisi nominal
Menurut Abdul Chaer (2008: 216-225) komposisi nominal merupakan komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina. Komposisi nominal dapat dibentuk dari dasar:
·       Nomina + nomina, contoh: kakek nenek.
·       Nomina + verba, contoh: meja makan.
·       Nomina + ajektiva, contoh: meja hijau.
·       Adverbia + nomina, contoh: beberapa murid.
Berdasarkan semantik, komposisi nominal dapat dibedakan menjadi lima macam:
a.      Komposisi nominal bermakna gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan dasar dalam pembentukan sebuah komposisi. Terdapat beberapa makna gramatikal, diantaranya adalah:
·       Gabungan biasa, diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata ‘dan’ baik berupa pasangan antonim relasional, misalnya ayah ibu. Maupun anggota dari satu medan makna, misalnya kampung halaman.
·       Bagian, diantara kedua unsurnya dapat disispkan kata dari. Contoh: ujung jalan.
·       Kepunyaan atau pemilik, diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata milik. Contoh: rumah nenek.
·       Asal bahan, kedua unsurnya dapat disisipkan kata terbuat dari. Contoh: lemari besi.
·       Asal tempat, diantara kedua unsurnya dapat disispkan kata berasal dari. Contoh: Soto Madura.
·       Bercampur atau dicampur dengan, diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata bercampur. Contoh: lontong sayur.
·       Hasil buatan, diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata buatan. Contoh: buku Gramedia.
·       Tempat melakukan sesuatu, diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata tempat. Contoh: rumah makan.
·       Kegunaan tertentu, diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata untuk. Contoh: pensil alis.
·       Bentuk, diantara kedua unsurnya dapat disisipi kata berbentuk. Contoh: meja bundar.
·       Jenis, diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata jenis. Contoh: ayam petelur.
·       Keadaan, diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dalam keadaan. Contoh: anak malas.
·       Seperti atau menyerupai, dapat disisipi kata seperti atau serupa. Contoh: gula pasir.
·       Jender atau jenis kelamin, dapat disisipkan kata berkelamin. Contoh: anak perempuan.
·       Model, contoh: topi haji.
·       Memakai atau menggunakan, dapat disisipkan kata memakai. Contoh: kapal layar.
·       Yang di, contoh: anak angkat.
·       Ada di, contoh: kapal udara.
·       Yang (biasa) melakukan, contoh: jago bayar.
·       Wadah atau tempat, contoh: amplop surat.
·       Letak atau posisi, contoh: pintu depan.
·       Mempunyai atau dilengkapi dengan, contoh: sepeda motor.
·       Jenjang atau tahap atau tingkat, contoh: pendidikan awal.
·       Rasa atau bau, contoh: kacang asin.
b.     Komposisi nominal bermakna idiomatik baik berupa idiom penuh maupun idiom sebagian. Contoh: orang tua dalam arti ‘ayah ibu’, meja hijau dalam arti ‘pengadilan’.
c.      Komposisi nominal metaforis yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur tersebut. Contoh: kaki mobil, kaki gunug, daun telinga.
d.     Komposisi nominal makna dan istilah.
Nama
Istilah
Hotel Indonesia
Buku ajar
IKIP Jakarta
Lepas landas
Kampung Bali
Anak angkat
Tanah Abang
Rumah singgah
Kali Ciliwung
Pagar ayu
e.      Komposisi nominal dengan adverbia. Makna komposisi ini ditentukan oleh makna leksikal dari kata adverbia. Adverbia yang mendampingi nomina adalah adverbia yang menyatakan negasi dan jumlah. Contoh: tanpa uang, banyak hujan.
2.     Komposisi verbal
Komposisi verbal merupakan komposisi yang dalam satuan klausa berkategori verbal. Komposisi verbal dapat dibentuk dari dasar:
·       Verba + verba, contoh: duduk termenung.
·       Verba + nomina, contoh: membanting tulang.
·       Verba + ajektiva, contoh: lari cepat.
·       Adverbia + verba, contoh: sudah makan.
Berdasarkan semantik, komposisi verbal dapat dibedakan menjadi tiga:
a.      Komposisi verbal bermakna gramatikal
Terdapat beberapa makna gramatikal, diantaranya:
·       Gabungan biasa. Diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan. Makna ini terjadi apabila kedua unsurnya meiliki komponen makna yang sama misalnya: caci maki, maupun kedua unsurnya merupakan anggota dari satu medan makna misalnya: tanya jawab, serta kedua unsurnya merupakan pasangan berantonim misalnya: jual beli.
·       Gabungan mempertentangkan, diantara kedua unsurnya disisipkan kata atau. Contoh: pulang pergi.
·       Sambil, diantara kedua unsurnya disisipi kata sambil. Contoh: datang menggendong.
·       Lalu, kedua unsurnya dapat disisipkan kata lalu. Contoh: datang marah-marah.
·       Untuk, diantara kedua unsurnya disisipi kata untuk. Contoh: pergi berobat.
·       Dengan, contoh: menangis tersedu-sedu.
·       Secara, contoh: tukar tambah.
·       Alat, dapat disisipi kata menggunakan. Contoh: tejun payung.
·       Waktu, contoh: makan siang.
·       Karena, contoh: mabuk asmara.
·       Terhadap, dapat disisipkan kata terhadap atau akan. Contoh: kedap suara.
·       Menjadi, contoh: jatuh cinta.
·       Sehingga, dapat disisipkan kata sehingga atau sampai. Contoh: tembak mati.
·       Menuju, dapat disisipi kata ke atau menuju. Contoh: belok kanan.
·       Arah kedatangan, dapat disisipkan kata dari diantara kedua unsurnya. Contoh: pulang kerja.
·       Seperti, dapat disisipkan kata seperti atau sebagai. Contoh: mati kutu.
b.     Komposisi verbal bermakna idiomatikal
Contohnya makan garam yang berarti ‘pengalaman’. Hampir semua komposisi verba bermakna idiomatikal, yakni yang berstruktur verba + nomina atau berupa klausa predikat + objek atau objek + pelengkap.
Pada kontruksi predikat + objek, makna verba yang menjadi predikat sangat bergantung pada nomina sebagai objek yang mengikutinya. Contoh pada verba makan, mengambil dan menjual
Makna gramatikal
Makna idiomatikal
Makna polisemi
Makan tempe
Makan hati
Makan waktu
Mengambil buku
Mengambil hati
Mengambil istri
Menjual kain
Menjual diri
Menjual paksa
c.      Komposisi verbal dengan adverbia
Verba sebagai pengisi predikat dalam sebuah klausa didampingi oleh sebuah adverbia atau lebih. Adverbia pendamping verba adalah:
·       Adverbia negasi: tidak, tanpa.
·       Adverbia kala: sudah, sedang,
·       Adverbia keselsaian: sedang, belum.
·       Adverbia aspektual: boleh, wajib, harus.
·       Adverbia frekuensi: sering, jarang.
·       Adverbia kemungkinan: mungkin, pasti.
Contoh komposisi dalam kelas adverbia: tidak makan, sudah tidak makan, tidak akan makan, sudah tidak akan makan.
3.     Komposisi ajektival
Yang dimaksud dengan komposisi ajektival adalah komposisi yang dalam satuan klausa berkategori ajektiva. Komposisi ajektiva dapat dibentuk dari dasar:
·       Ajektiva + ajektiva, contoh: besar kecil, tua muda.
·       Ajektiva + nomina, contoh: biru laut, keras hati.
·       Ajektiva + verba, contoh: malu bertanya.
·       Adverbia + ajektiva, contoh: sangat indah.
Dalam semantik ada tiga macam komposisi ajektiva, antara lain:
a.      Komposisi ajektival bermakna gramatikal
·       Gabungan biasa, diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan. Makna gramatikal dapat terjadi apabila kedua unsurnya:
Memiliki komponen makna yang sama sebagai pasangan bersinonim. Contoh: gagah berani.
Memiliki komponen makna yang berkebalikan sebagai pasangan berantonim. Contoh: tua muda, besar kecil.
Memiliki komponen makna yang sejalan atau tidak bertentangan. Contoh putih bersih.
·       Seperti, contoh: kuning emas, biru laut.
·       Alternatif atau pilihan, dapat disisipkan kata atau. Contoh: besar kecil, murah tetapi bagus.
·       Untuk, contoh: malu bertanya.
·       Serba, contoh: warna seragam mereka merah-merah.
·       Kalau, contoh: senang melihat.
b.     Komposisi ajektival bermakna idiomatikal. Contoh: tinggi ahti dalam arti ‘angkuh’, keras kepala dalam arti ‘tidak mau menurut nasihat’.
c.      Komposisi ajektival dengan adverbial
Ada dua macam adverbia yang mendampingi ajektiva untuk membentuk komposisi ajektival yaitu:
·       Adverbial negasi tidak. Contoh: tidak bagus, tidak baik, tidak mudah.
·       Adverbial derajat. Contoh: agak, sama, lebih. Contoh: agak tinggi, sangat panjang, tua sekali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi morfem dan Morfem dasar, pangkal, dan akar

NAMA             : SYIFA LAILATUL M KELAS            : BAHTRA 2015 A NIM                 :156068   1.      Klasifikasi morfem Dalam kajian morfologi biasanya dibedakan dengan beberapa morfem berdasarkan kriteria tertentu, antara lain: a.       Morfem bebas dan terikat Morfem ini dibedakan berdasarkan kebebasannya untuk dapat digunakan langsung dalam pertuturan. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri yaitu bisa terdapat sebagai suatu kata . Contoh morfem {makan}, {satu}. Sedangkan morfem terikat adalah morfem yang tidak terdapat sebagai kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata. Contoh {bersatu}. (Verhaar: 1992, 52-53) Morfem bebas dapat digunakan langsung da...

KONVERSI, MODIFIKASI INTERNAL, DAN SUPLESI

NAMA             : SYIFA LAILATUL M KELAS            : BAHTRA 2015 A NIM                 : 156068 KONVERSI, MODIFIKASI INTERNAL, DAN SUPLESI a.       Konversi Berdasarkan Abdul Chaer (2008: 235-247) Konversi merupakan proses pembentukan kata dari sebuah dasar berkategori tertentu menjadi dasar berkategori lain tanpa mengubah bentuk fisik dari dasar itu. Contoh: Petani membawa cangkul ke sawah. (kalimat pertama) Cangkul dulu tanah itu, baru ditanami. (kalimat kedua) Kalimat pertama merupakan kalimat yang bermodus deklaratif berkategori nomina, sedangkan pada kalimat kedua merupakan kalimat imperative berkategori verba. Masalah kita sekarang mengapa hal ini   bisa terjadi, sebuah nomina tanpa perubahan fisik menjadi sebuah verba, walaupun dalam modus kalimat yang ...

REDUPLIKASI

NAMA             : SYIFA LAILATUL M NIM                 : 156068 KELAS            : BAHTRA 2015 A REDUPLIKASI             Reduplikasi merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. (Masnur Muslich: 1990,48) Reduplikasi atau perulangan merupakan proses pengulangan kata atau unsure kata. Reduplikasi merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Reduplikasi dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain: 1.      Reduplikasi Fonologis Menurut Abdul Chaer (2008: 179) reduplikasi fonologi berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau bentuk yang statusnya lebih ...