NAMA : SYIFA LAILATUL
MAGHFIROH
NIM : 156068
KELAS : BAHTRA 2015 A
Morfologi
Sebagai Cabang Ilmu Linguistik
a.
Hakikat morfologi dari
beberapa pakar
Secara
etimologi morfologi berasal dari kata “morf”yang
berarti ‘bentuk’ dan “logi” yang
berarti ‘ilmu’. Jadi kata morfologi mempunyai arti ilmu mengenai bentuk. Dalam
linguistik morfologi berarti ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk dan
pembentukan kata.
·
Pengertian morfologi
menurut beberapa pakar:
1. Prof.
Dr. J. W. M. Verhaar
Morfologi adalah bidang
linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.
2. Menurut
Nida (1974:1)
Morfologi adalah suatu
kajian tentang morfem-morfem dan penyusunan morfem dalam rangka pembentukan
kata.
3. Menurut
Ramlan (1972:2)
Morfologi adalah bagian
dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk struktur kata serta pengaruh
perubahan-perubahan struktur kata terhadap golongan dan arti kata.
Dalam hal ini morfologi
membahas semua satuan bentuk sebelum menjadi kata , yaitu morfem dan jenisnya,
baik morfem dasar maupun morfem afiks, serta pembentukannya seperti afiksasi,
reduplikasi, komposisi, dan sebagainya.
·
Morfologi dalam
linguistik
Kajian morfologi berada
diantara kajian fonologi dan sintaksis. Keterkaitannya dengan fonologi yaitu
adanya kajian morfonologi atau morfofonemik yaitu ilmu tentang terjadinya
perubahan fonem akibat adanya proses morfologi. Contoh pindahnya konsonan /b/
pada jawab apabila diberi sufiks-an : jawab+an = ja.wa.ban
Keterkaitan sintaksis
dengan morfologi yaitu adanya kajian morfosintaksis yaitu adanya masalah
morfologi yang harus dibicarakan bersama dengan masalah sintaksis. Misalnya
membahas tentang kata, dalam morfologi kata merupakan satuan terbesar sedangkan
dalam sintaksis kata merupakan satuan terkecil.
·
Morfologi dan ilmu
kebahasaan lainnya
Hubungan morfologi
dengan ilmu kebahasaan lainnya:
1. Dengan
Leksikologi
Morfologi mengarah pada
proses pembentukan kata, sedangkan leksikologi mengarah pada kata yang sudah
jai. Baik terbentuk secara arbitrer atau makna suka maupun yang terbentuk dari
hasil morfologi.
2. Dengan
Leksikografi
Contoh leksikografi
adalah makna kata dalam kamus. Morfologi berperan penting dalam penyusunan
kamus yaitu masalh bentuk dan pembentukan kata.
3. Dengan
Etimologi
Etimologi membahas
tentang pembentukan atau terbentuknya kata atau asala usul kata yang berkaidah.
4. Dengan
Filologi
Morfologi membahas
proses pembentukan kata dari sebuah dasar melalui salah satu proses morfologi
sehingga terjadi kata. Sedangkan filologi membahas kata yang terdapat dalam
naskah yang kaitannya dengan sejarah dan budaya.
b.
Morfem
Morfem
merupakan satuan gramatikal terkecil yang bermakna. Itu artinya morfem tidak
dapat dibagi lagi menjadi lebih kecil tanpa merusak maknanya. Morfem dapat
berupa akar, dapat juga berupa afiks. Akar dapat menjadi dasar dalam pembentukan
kata, sedangkan afiks tidak dapat. Akar memiliki makna leksikal, sedangkan
afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna gramatikal. Makna leksikal adalah
makna yang sudah dimiliki kata atau leksem (kata yang ada di kamus) sedangkan
makna gramatikal adalah makna yang muncul setelah terjadi proses morfologi.
·
Identifikasi morfem
Identifikasi morfem
antara lain:
1. Dua
bentuk yg sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan sebuah morfem.
2. Dua
bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua
morfem yang berbeda. Contoh: kata bunga yang berarti bonus (bunga bank) dan
bunga dalam makna asli.
3. Dua
buah bentuk yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama merupakan dua morfem
yang berbeda. Contoh kata Ayah dan Bapak.
4. Bentuk-bentuk
yang mirip tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan
bentuk itu dapat dijelaskan secara fonologis. Contoh bentuk me-, mem-, men-,
meny-, meng-, dan menge- merupakan morfem yang sama.
5. Bentuk
yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya merupakan sebuah morfem. Contoh
bentuk renta pada kata tua renta, bentuk kuyup pada kata basah kuyup merupakan
sebuah morfem.
6. Bentuk
yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna
yang sama merupakan morfem yang sama. Contoh: membaca, pembaca, bacaan,
pembacaan, terbaca.
7. Bentuk
yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar (klausa,
kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi juga merupakan morfem yang
sama. Contoh kata kepala pada kalimat-kalimat berikut memiliki makna yang
berbeda secara polisemi tetapi tetap merupakan morfem yang sama.
Ibunya menjadi kepala sekolah disana.
Setiap kepala mendapat bantuan sepuluh ribu
rupiah.
·
Morf dan Alomorf
Morf adalah bentuk yang
belum diketahui statusnya apakah sebagai morfem atau sebagai alomorf. Sedangkan
alomorf adalah nama untuk bentuk yang sudah diketahui statusnya. Alomorf juga
berarti anggota satu morfem yang wujudnya berbeda tetapi mempunyai fungsi dan
makna yang sama. Alomorf merupakan perwujudan konkret (dalam penuturan) dari
sebuah morfem. Setiap morfem jelas memiliki alomorf baik satu, dua, atau enam. Misalnya
morfem {me-} memiliki enam buah alomorf yaitu me-, mem-, men-, meny-, meng-,
dan menge-.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Verhaar, J.W.M. 1977. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Komentar
Posting Komentar